Tag: pendidikan

Urgensi Pendidikan Era Digital, Jalan Pendidikan Dasar Kita

Kemajuan teknologi dan arus informasi yang semakin cepat telah memunculkan realitas baru di dalam persoalan yang semakin merumitkan dan memudahkan manusia di dalam kehidupannya, yakni masa teknologi informasi yang berbasis digitalisasi. Realitas berasal dari kehidupan semacam itu telah menjadikan kehidupan rumit dan sekaligus enteng bagi manusia (lihat anggota pertama postingan ini: Tantangan Pendidikan Dasar Era Digital).

Kemajuan teknologi https://dpp-kkdb.com/ memperumit kehidupan manusia disebabkan manusia memasuki kehidupan digital yang cenderung berlawanan bersama dengan fitrah kemanusiaannya sebagai mahluk sosial yang butuh Kedatangan manusia lainnya. Kebutuhan ini semakin sukar dipenuhi dan mengalami degradasi berasal dari sisi mutu relasi sosialnya di dalam kehidupan bersama. Sementara di sisi lain, kehidupan praktis manusia semakin dipermudah, segala sesuatu semakin enteng dan cepat dijangkau oleh manusia.

Perkembangan ini memaksa beraneka sektor kehidupan untuk menengok dan perhatikan “mahluk teknologi super canggih” yang telah jadi fenomena luar biasa di dalam kehidupan bersama dengan di dunia. Ia telah menghubungkan manusia bersama dengan beraneka kompleksitas dan kerumitan yang ekstrem di dalam kehidupan bersama dengan masa depannya (James Canton, 2009:5). Pola jalinan itu tetap terus dapat berkembang untuk menghasilkan bentuk-bentuk terkini di dalam relasi antar manusia dan manusia bersama dengan teknologi informasi.

Teknologi modern telah menguasai manusia. Ia nampak “netral” saat diciptakan, sebagai sains modern yang bebas nilai itu. Tetapi kemudian ia menjelma jadi “alat bantu efektif” di dalam menindas manusia. Seperti yang diyakini oleh Herbert Marcuse bahwa teknologi tidaklah netral, ia memihak kepada kapital, mengekploitasi manusia, bahkan sesungguhnya memperbudak dan menopang menindas manusia.

Baca Juga : Tantangan Pendidikan di Indonesia di dalam Era Digital: Cara Beradaptasi dan Upaya Untuk Mengatasinya

Tidak berhenti sampai di situ, pertumbuhan teknologi informasi telah mendesain kehidupan sosial dan peradaban dunia di dalam satu skenario tunggal-seragam, agar memunculkan dominasi struktural budaya bersama dengan kesadaran palsunya dan melahirkan dunia berdimensi tunggal.

Sedangkan ancamannya dunia senyap akibat pengaruh teknologi informasi yang berakhir pada alienasi (keterasingan) para penggunanya. Penghuni dunia mengalami kesepian di dalam keramaian kehidupan (Fritjof Capra, 1998). Sampai di situ selesaikah persoalan dan ancaman yang ditimbulkan teknologi. Tidak, ia terhitung memasuki dunia pendidikan dan para penghuni di di dalam proses pendidikan kita, generasi bangsa. Isyu teknologi informasi memasuki dunia pendidikan basic kita.

Pendidikan basic kita tidak sanggup dan tidak boleh menghindari pertumbuhan semacam itu, kecuali tidak mengidamkan tertinggal berasal dari dunia yang terus berkembang. Bagaimana anak-anak usia sekolah basic mengalami tranformasi sosial dan kultural yang di dalam akibat sentuhan teknologi, baik di dalam konteks sebagai instrumen pendidikan maupun di dalam konteks sebagai kebudayaan sebagai pola dan rutinitas tabiat manusia.

Perilaku anak anak usia sekolah basic semakin akrab bersama dengan informasi dunia maya yang benar-benar beragam corak dan kepentingan segmen pasarnya. Itu berarti dua kutub teknologi yang positif dan negatif tengah bertarung di dalam generasi bangsa kita, kendati tidak selalu, yang lebih dominan tumbuh subur dan berkembang adalah kutub negatifnya.

Anak-anak kita tidak memiliki bekal untuk menyadari dan menyadari apa dan bagaimana dan juga mengapa informasi lewat dunia maya “menghampiri” dan dibuka oleh mereka. Kondisi ini disebabkan oleh banyak pihak yang tidak siap bersama dengan beraneka pergantian yang cepat dan ekstrem perihal pertumbuhan teknologi informasi dan kecepatan mutasi informasi yang di tawarkan oleh kemajuan teknologi, lewat proses digitalisasi yang benar-benar masif bersama dengan pengembangan proses dan perangkat lunaknya yang semakin canggih dan juga menembus batas-batas kesadaran dan antisipasi para guru, sekolah dan stakeholder pendidikan pada umumnya.

Maka, tanggapan semua pihak bersama dengan segala pertimbangannya jadi benar-benar lemah dan minimalis dihadapan pergantian dan kecepatan yang berlangsung di dalam pergantian itu. Bahkan beberapa besarnya beranggap situasi itu sebagai biasa saja, padahal sesungguhnya tengah berkerja suatu proses nilai baru yang tawarkan segala bentuk kehidupan teranyar yang biasanya belum dipahami bahkan disadari dan ujungnya mengejutkan proses regenerasi masyarakat dan bangsa, bahkan dunia. Dunia mengalami keterkejutan budaya, bahkan gegar budaya.

Era digital telah menjadikan proses menyadari dan menyadari pada generasi bangsa jadi berlainan dibandingkan bersama dengan generasi sebelumnya. Diperlukan proses menyadari dan menyadari yang lebih cepat dan lebih kompleks, kala karakteristik individu di dalam menekuni proses menyadari dan menyadari tidak pernah berubah.

Bisa dibayangkan apa dan bagaimana situasi yang tengah berlangsung itu. Maka yang dibutuhkan adalah kebolehan menekuni proses bernalar berasal dari generasi kita yang dapat menjadikan mereka memiliki tingkat adaftasi dan inovasi di dalam merespon pertumbuhan pergantian dimaksud.

Guru yang baik dan handal menyadari dan menyadari bagaimana proses bernalar di dalam diri anak didiknya merupakan proses yang menakjubkan. Proses bernalar itu mengakses area dan beri tambahan rangsangan bagi tumbuhnya sel-sel otak yang tengah aktif di dalam memenuhi rasa mengidamkan menyadari pemilikinya, subjek yang bernalar.

Cara guru mengatasi pertumbuhan bernalar anak di dalam usia pendidikan basic benar-benar merubah pertumbuhan pola dan kemandirian bernalarnya. Maka saat anak bertanya, dan orang dewasa (gurunya) tidak beri tambahan jawaban yang tepat bersama dengan cara yang tepat, proses bernalar anak berhenti.

Rasa mengidamkan menyadari generasi bangsa bersama dengan bersama dengan kekuatan imajinasi dan kekuatan kreativitas yang dimiliki harus dibangun lewat area kebebasan yang memadai. Ini mendorong anak capai puncak keberhasilan di dalam “menemu-kenali” kemampuan, potensi, dan talenta yang dimilikinya.

Jadilah mereka manusia masa depan bersama dengan identitas otonomnya. Identitas semacam itu, dikembangkan di dalam diri generasi lewat proses dialektik yang saling merubah antara yang nilai universal dan nilai partikular, antara apa yang mereka memiliki bersama dengan dan dan apa yang secara kultural spesifik (Bhikhu Parekh. 2012:169-171). Dimensi ini membiak di dalam alam pikir dan alam jiwa yang berinteraksi bersama dengan alam sosialnya membentuk dirinya jadi privat bersama dengan nalar dan menjadi yang otonom.

Pendidikan bertujuan membebaskan manusia berasal dari belenggu mitos dan ketidakbenaran di dalam bernalar. Kita mengidamkan lahirnya generasi terdidik yang berani bernalar sendiri. Memiliki otonomi dan kemandirian di dalam merespon dinamika kehidupan, tidak enteng terombang ambing di dalam pergantian dan anomali cuaca sosial yang ditingkahi beraneka isyu yang berlangsung pada masyarakatnya.

Maka pendidikan basic jadi urgen bagi generasi bangsa untuk letakkan pijakan etik, nilai dan dasar-dasar bernalar yang kokoh bagi generasinya. Yang mutlak adalah integritas bernalarnya, bukan personalitinya (Steven Pinker. 2019:9-19). Pendidikan basic bertujuan mengajak para pendidik berpikir jauh menembus batas terluar dan terdalam berasal dari urgensi pendidikan dan informasi pengetahuan yang sarat bersama dengan nilai pada materi di sekolah dasar, agar menuntun generasi bangsa kepada pemahaman dan kesadaran yang sanggup memunculkan potensi etik dan nalar kreatif dan juga nalar kritisnya.

Dengan kemandirian bernalar yang dimilikinya, mereka memiliki potensi kebolehan untuk menjunjung kerumitan di dalam mengungkap beraneka moment yang melingkupinya, menjunjung beraneka realitas yang otonom. Kesadaran yang serupa mendorong generasi kita untuk mengembangkan sikap berhati-hati pada asumsi yang besifat sederhana, dangkal, dan juga menghindari kecenderungan menghadapi beraneka fenomena buta, yang banyak berkembang di dalam kesemuan dan kedangkalan dewasa ini (Soejatmoko. 1976: 14).

Inilah fenomena yang mewabah di dalam masyarakat yang hidup di masa digital. Kemampuan untuk menyadari dan mengunyah pemahaman tidak seimbang bersama dengan kebolehan mengetahuinya. Informasi beri tambahan pengetahuan yang melimpah tetapi tidak pemahaman yang mewah, maka area kesadaran bagi kehidupan menyempit di dalam masyarakatnya.

Pendidikan Dasar mengajarkan anak-anak perihal masa depan bersama dengan perangkat nilai yang berlaku di masa depan. Diperlukan pengetahuan perihal masa depan yang sanggup membekali mereka untuk hidup di masa depan. Guru yang baik dan handal senantiasa memberi perspektif bagi generasi yang didiknya. Ia beri tambahan oase bagi kehidupan masa depan anak didiknya. Guru “memprediksi” masa depan anak didiknya dan bangsanya. Peradaban suatu masyarakat dan bangsa sanggup tercabik-cabik di dalam roda pembangunan dan kompetisi antar masyarakat dan bangsa di dunia, kecuali guru tidak datang di dalam ritual semacam itu.

Dunia menggelinding dan kita sebatas melanjutkan rutinitas di dalam kehidupan yang pernah dialami dan dilakukan manusia terdahulu di dalam kehidupan mereka. Maka pendidik dan guru mutlak untuk memiliki kesadaran menyangkut kenisbian dan dimensi relatifitas di dalam kehidupan. Setiap individu harus mengembangkan kesadaran perihal sense of relatifity (Soejatmoko. 2010: 16-17), dikarenakan kehidupan yang berlangsung “tanpa ujung” senantiasa menghadirkan pergantian dan ketidakpastian bagi manusia.

Pada situasi itu tiap-tiap entitas senantiasa memiliki area untuk beralih atau diubah oleh kehidupan. Begitulah dunia berjalan, sesungguhnya apa yang berlangsung hari ini hanya pemutaran lagi berasal dari yang pernah berlangsung di dalam kehidupan yang lalu. Maka untuk pengulangan semacam itu, guru tidak pernah suntuk dan jera jadi anggota berasal dari yang aktor yang mengawal rutinitas yang telah, tengah dan dapat terus mengharu-birukan semesta jagad raya.

Jagad semesta di dalam haru-biru semacam itu dipertajam bersama dengan arus deras informasi yang laksanakan proses mutasi di dalam tingkat kecepatan yang luar biasa. Akibatnya dirasakan betapa semakin kuat dan tajam dan juga mendalamnya beraneka pergantian yang berlangsung di dalam kehidupan bersama dengan kita.

Situasi itu tidak enteng untuk dipahami, bahkan sebatas untuk diikuti saja telah melahirkan banyak persoalan di dalam kehidupan. Dunia pendidikan dan masyarakat pada biasanya mengalami kegagapan menghadapi fenomena global yang sarat bersama dengan beraneka konflik sosial dan “guncangan kebudayaan”.

Fenomena ini digambarkan kepada dua kecenderungan besar, yakni beberapa sanggup melaju ke arah peradaban baru yang semakin canggih dan miliki nilai bagi kehidupan, tengah beberapa lagi semakin terpuruk di belakang dan mengalami kerusakan nyata-nyata pada sendi-sendi kebudayaan dan kehidupan bersama dengan mereka. Kondisi ini seterusnya mengalami perluasan pada tingkat negara.

Banyak negara mengalami kegagalan di dalam laksanakan proses pembangunan dan modernisasi yang dikibatkan antara lain oleh pertumbuhan pengetahuan pengetahuan dan teknologi informasi bersama dengan segala turunannya bersama dengan kompleksitas yang tinggi gagal dipahami oleh praktik pendidikan dan masyarakat terhitung pemerintahan di beraneka negara. Inilah paradoks berasal dari globalisasi yang tidak terhindarkan di dalam tatanan kehidupan dunia baru.

Eksistensi dan mutu sebuah bangsa terpengaruh oleh penguasaan-penguasaan di bidang lain sebagai pendukung eksistensinya di masa kebudayaan global. Pendidikan dan masyarakat tidak lumayan menjadi aman hanya bersama dengan menutup diri. Sikap semacam itu hanya menjadikan pendidikan dan bangsa semakin jauh tertinggal di dalam usaha laksanakan penyesuaian pada pertumbuhan budaya global, maka yang berlangsung adalah semakin banyak masyarakat jadi objek pergantian dan bukan jadi subjek perubahan.

Pendidikan basic dan masyarakat bersama dengan kasat mata telah didikte oleh pertumbuhan yang cepat dan liar di dalam dinamika sosial budaya yang hampir tanpa batas. Dampaknya, pendidikan dan masyarakat lebih cenderung ikuti dan jadi pengekor kecenderungan global ketimbang jadi sumber pengubah dan penentu kecenderungan.

Demikianlah, jalur terjal pendidikan basic kita yang berada di dalam dunia super modern yang terus berubah. Ujung berasal dari pusaran pergantian itu belum menampakkan diri, kala kompleksitas persoalan jadi anggota yang inheren di dalam kebijakan pendidikan.

Kemajuan teknologi informasi mendorong terjadinya beraneka pengambilan ketetapan dan tindakan berlangsung bersama dengan cepat dan mudah. Situasi ini harus dikunyah dan diamati bersama dengan nyata-nyata oleh guru dan sekolah kita. Situasi itu menuntut terdapatnya keberanian untuk berpikir dan melakukan tindakan bersama dengan konsekwensi-konsekwensi yang nyata-nyata bagi dirinya sendiri. Maka wacana semacam ini harus jadi perhatian, agar pendidikan basic senantiasa memiliki kepekaan di dalam rentang perjalanan bersama dengan situasi penuh kegamangan.

Inilah tantangan pendidikan basic di masa digital sebagai wadahnya dan tantangan ini jadi jalur bagi pendidikan basic kita di dalam mengawal pertumbuhan dan dinamika generasi bangsa.

***

Pendidikan pertanda terdapatnya pengajaran, pengajaran pertanda nilai dan pengetahuan. Nilai dan pengetahuan adalah kebenaran. Kebenaran merupakan perspektif yang jadi basic bagi kebaikan dan harmoni di dalam kehidupan. Itu sanggup dilakukan dan direalisasikan kecuali pendidikan dan sekolah basic kita sanggup memenuhi kebutuhan generasi terdidiknya, guru yang baik dan handal. Karena berasal dari guru yang baik dan handal dapat lahir generasi bangsa yang baik handal pula.

Kita, pendidikan kita, masyarakat dan bangsa kita butuh guru yang handal itu. Maka kita harus edukatif guru kembali, agar guru jadi baik dan handal. Guru terhitung harus jadi murid yang baik dan handal, dikarenakan untuk jadi guru yang baik ia harus jadi murid yang baik. Ia harus studi terus.

Itulah kebutuhan pendidikan kita. Itu terhitung tantangan bagi pendidikan basic kita di dalam rejim digitalisasi kehidupan. Yang demikian itu dapat memberi kepastian bagi jawaban generasi yang hidup di masa milienial. Karena guru yang baik dan handal sanggup “meramalkan masa depan” generasi bangsa. Iya terhitung sanggup meredam kegamangan suatu bangsa.

Sumber : https://geotimes.id/kolom/urgensi-pendidikan-era-digital-jalan-pendidikan-dasar-kita/

Tantangan Pendidikan di Indonesia di dalam Era Digital: Cara Beradaptasi dan Upaya Untuk Mengatasinya

Pendidikan Indonesia Memasuki Era Digital

Karena pendidikan merupakan komponen yang penting, setiap negara di dunia punyai peraturan pas perlu studi untuk setiap warga negaranya. Berdasarkan pasal 7 ayat 2 RUU Sisdiknas th. 2022, Warga Negara Indonesia perlu menempuh pendidikan basic selama 10 tahun. Sisdiknas memastikan bahwa WNI perlu udah jadi mengenyam pendidikan berasal dari prasekolah hingga kelas 9 (3 SMP) dan dilanjutkan hingga kelas 3 SMA. Artinya, WNI diwajibkan bersekolah hingga SMA. Di zaman teknologi yang udah serba canggih ini, sektor pendidikan di Indonesia berkenan tidak berkenan perlu beradaptasi ikuti perkembangan teknologi. Namun, dicermati berasal dari momen Covid-19 th. 2020 lalu, pendidikan di Indonesia keluar masih ada masalah untuk menghadapi tantangan tersebut.

Ketika jaman pandemi Covid-19 yang mana orang-orang tidak boleh bertemu tatap muka. Banyak sekolah dan lembaga pendidikan lainnya di Indonesia yang ada masalah bagaimana langkah sehingga pendidikan selalu berlangsung layaknya seharusnya. Di luar negeri, penggunaan platform diskusi online udah berasal dari dulu dipakai. Sehingga mereka tidak terperanjat dikala jaman pandemi yang tidak diperbolehkan untuk tatap muka pada pendidik dan peserta didik. Selain itu, mereka juga udah menerapkan presensi dan ujian digital pas di Indonesia masih banyak yang belum menerapkannya. Oleh dikarenakan itu, jaman pandemi Covid-19 adalah batu loncatan yang tinggi bagi pendidikan di Indonesia untuk menghadapi jaman digital.

Lantas, apa saja tantangan yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia dan bagaimana langkah mereka mengatasinya?

Tantangan dan Upaya Pendidikan Indonesia di Era Digital

1. Tidak Semua Guru Melek Akan Teknologi

Rentang usia profesi guru sangatlah luas, bahkan profesor banyak yang udah memasuki lanjut usia. Karena mereka tidak tumbuh bersama dengan perkembangan teknologi, maka jadinya susah bagi mereka untuk langsung berhadapan bersama dengan urusan yang serba digital sekaligus secara tiba-tiba. Selain susah bagi guru, hal ini juga bakal susah bagi murid yang tidak mengetahui perlu bagaimana dikarenakan tidak ada saran lebih lanjut tentang tugas sekolah maupun perkuliahan dan bisa berdampak pada “nilai ghaib” atau dukungan nilai sesuka hati.

Upaya yang udah dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia untuk mengatasi tantangan ini adalah diadakannya pelatihan langkah menggunakan teknologi di bidang pendidikan https://dpp-kkdb.com/ yang dimaksudkan kepada guru, dosen, dan tenaga pendidik lainnya.

2. Belum Meratanya Fasilitas Teknologi yang Memadai di Indonesia

Di Indonesia sendiri masih banyak sekolah yang fasilitas teknologinya belum memadai. Jangankan teknologi, fasilitas lazim layaknya kelas, ruang guru, atau lapangan pun masih banyak yang belum memadai. Pada kelanjutannya hanya sekolah di kota-kota besar saja yang bisa menerapkan pendidikan berbasis digital.

Baca Juga : Perkembangan Manajemen Pendidikan pada Era Digital

Upaya yang udah dilakukan oleh Indonesia salah satunya adalah diadakannya program berasal dari pemerintah, yakni menyediakan internet dan juga fasilitas teknologi lainnya untuk daerah-daerah terpencil. Selain itu, banyak juga berasal dari universitas maupun lembaga swasta yang membawa dampak program pengabdian ke daerah-daerah yang masih belum melek teknologi bersama dengan harapan tempat yang dikunjungi bisa ikut beradaptasi bersama dengan perkembangan teknologi.

3. Penurunan Kualitas Pembelajaran Karena Peserta Didik Tidak Bisa Bertemu Langsung

Sejak pertemuan kelas udah jadi diadakan di platform digital layaknya Zoom atau Google Meeting, banyak murid yang mengeluh dikarenakan guru hanya memberikan materi selama kelas di Zoom dan tidak bisa lakukan praktek langsung. Selain murid, guru juga banyak yang mengeluh dikarenakan murid yang tidak interaktif, khususnya jikalau mereka tidak mengaktifkan kameranya. Tantangan ini memang masih susah dicari solusinya khususnya dikala pandemi yang tidak boleh bertemu secara tatap muka sama sekali.

Upaya yang udah dilakukan memang menjadi beban bagi guru sendiri dikarenakan guru yang perlu mengayalkan inovasi sehingga pembelajaran tidak monoton, layaknya memastikan murid ikut berpartisipasi dan melindungi komunikasi dan juga kepercayaan bersama dengan orangtua murid.

4. Banyaknya Media Pembelajaran Daring yang Berbayar

Media penunjang pembelajaran online atau daring yang kami ketahui layaknya Zoom Meeting, Canva, dan lainnya itu berbayar seumpama dambakan menggunakan fitur lanjutan. Bahkan tdak jarang ongkos berlangganan yang dipatok memadai besar. Walaupun fasilitas berasal dari Google Team banyak yang gratis layaknya Google Meeting dan Google Classroom, namun ada lebih dari satu yang jadi lebih nyaman seumpama menggunakan platform lain.

Pemerintah Indonesia sendiri udah berupaya mengembangkan platform gratis untuk menopang pembelajaran peserta didik di Indonesia, contohnya layaknya belajar.id dan Merdeka Mengajar.

5. Harus Mengeluarkan Biaya untuk Membeli Gadget

Untuk bisa lakukan pembelajaran daring tentu saja diperlukan gadget. Namun tidak seluruh orang bisa punyai ongkos lebih untuk membelinya. Lembaga pendidikan yang di tempat terpencil juga punyai keterbatasan ekonomi untuk membawa dampak laboratorium komputer.

Selain disediakan gadget untuk lembaga-lembaga pendidikan oleh pemerintah, upaya lain yang udah dilakukan adalah diadakannya beasiswa-beasiswa untuk murid berprestasi. Kini banyak beasiswa yang tidak hanya menyediakan benefit duit saku, namun ada juga benefit laptop.

6. Peluang Terjadinya Penurunan Karakter Murid

Karena jarang bertemu tatap muka, tidak sedikit murid yang menjadi tidak segan lakukan aksi cybercrime atau kejahatan online bersama dengan dalih mereka tidak bakal ketahuan. Jika di sekolah atau kelas, murid yang nakal bakal langsung dihukum oleh mereka. Namun di dunia maya murid bisa bersembunyi di balik username yang tidak bakal ketahuan. Interaksi di dunia maya juga bisa membawa dampak murid lupa bagaimana tata langkah berkomunikasi yang baik bersama dengan orang yang lebih tua.

Cara untuk meminimalisir persoalan ini adalah diterapkannya pendidikan cii-ciri di sekolah-sekolah. Kini udah ada lebih dari satu sekolah yang udah menerapkannya. Selain guru, orangtua juga selayaknya berperan besar pada hal ini.

Nah, itu dia tantangan-tantangan pendidikan di Indonesia dan upaya apa saja untuk mengatasinya. Sebagai peserta didik, siap untuk berjuang mengharumkan nama Indonesia?

Sumber : https://ebizmark.id/artikel/tantangan-pendidikan-di-indonesia-dalam-era-digital/

Perkembangan Manajemen Pendidikan pada Era Digital

Saat ini, dunia telah memasuki era digital dan teknologi telah menjadi tumpuan kehidupan manusia. Dengan perkembangan internet dan teknologi digital, semuanya menjadi tanpa batas. Era digital ini mempengaruhi setiap aspek kehidupan, termasuk bisnis, politik, budaya, pertahanan, seni dan pendidikan. Dalam konteks ini, masyarakat sebagai penerima informasi harus mampu berpikir kritis untuk memilah dan memilih informasi yang kredibel. Kemampuan mempertanyakan informasi secara kritis bukanlah bawaan dan harus diajarkan sejak usia dini.

Pembelajaran di era digital menuntut guru sebagai pendidik yang dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat untuk menumbuhkan pemikiran kritis pada siswa. Guru harus mencari isu-isu yang berkaitan dengan teknologi sekitar dan kebutuhan siswa, serta isu-isu kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menggunakan konsep yang relevan untuk memecahkan masalah secara mandiri atau kreatif di bawah bimbingan seorang guru.

Pengertian singkat dari manajemen pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang pada dasarnya mempelajari tingkah laku manusia yang kegiatannya bersifat subjek dan objek. Secara filosofis, perilaku manusia terdiri dari interaksi antara manusia, iklim organisasi (organizational context) dan sistem. Ketiga interaksi ini, baik secara individu maupun kolektif, juga berinteraksi dengan lingkungan luarnya.

Baca Juga : Perkembangan dan Tantangan Pendidikan di Era Digital

Manajemen pendidikan di era digital ini sangat penting untuk perkembangan siswa siswi dari tingkat sekolah dasar hingga jenjang akhir dan tentunya dibantu dengan tenaga pendidik yang profesional serta mengikuti perkembangan zaman, sehingga ilmu yang disampaikan kepada anak didik tersampaikan secara runtut dan jelas serta mampu menjadikan anak didik menjadi lebih berkualitas.

Dalam penerapan manajemen pendidikan di era digital sekarang tentu tidaklah mudah bagi siswa maupun guru, karena sekarang semua serba digital dan setiap orang harus serta merta mengetahui dan mempelajari informasi terkini yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia ini. seperti yang kita ketahui, bahwa Indonesia memiliki beberapa kurikulum yang pernah dipakai dalam bidang pendidikan.

Hingga saat ini pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum merdeka. Sebelum menggunakan kurikulum merdeka, kita memakai kurikulum 2006 atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan kurikulum 2013. Hal itu membuat perubahan yang pesat pada dunia manajemen pendidikan. Karena setiap kurikulum pasti memiliki ciri khas masing-masing. Maka dari itu, penting untuk kita pelajari secara mendalam apa yang terjadi pada perkembangan manajemen pendidikan pada era digital ini.

Pendidikan di era digital merupakan pendidikan yang harus mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke semua mata pelajaran. Dengan berkembangnya pendidikan di era digital, sangat membantu siswa untuk mendapatkan dan banyak menyerap informasi secara cepat dan mudah. Dengan situasi seperti sekarang dan seiring berkembangnya zaman, para siswa mampu mendapatkan dan mencari semua informasi apa pun melalui media daring atau digital, sehingga membuat para siswa lebih mudah untuk belajar dan mendapatkan informasi tentang pelajaran ataupun berita terkini yang sedang terjadi.

Sebagai referensi utama di dunia pendidikan, pendidik harus meningkatkan kompetensi mereka dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan era digitalisasi. Dapat dikatakan bahwa pendidik adalah aktor utama dalam perubahan dalam masyarakat, pendidik juga merupakan pencipta kader masa depan yang akan memesona peradaban manusia. Dalam hal ini, pendidik yang menghadapi pendidik saat ini adalah generasi milenial yang tidak terbiasa dengan dunia digital. Peserta didik yang sudah terbiasa dengan informasi dan teknologi industri digital ini menunjukkan bahwa produk sekolah yang disetujui harus dapat memenuhi tantangan industri terbaru. Namun dalam kenyataannya, kecepatan teknologi telah meningkat ketika pelajar menjadi lebih disiplin, memilih untuk tidak bertanggung jawab, kemerosotan moral, dan meningkatnya kasus kejahatan siswa.

Kehadiran media sosial memudahkan untuk mengakses informasi dan komunikasi yang telah mengarah pada kejahatan di dunia daring. Ini karena kurangnya nilai pendidikan dan tantangan bagi pendidik untuk memperkuat karakter peserta didik agar tidak menjadi kewalahan oleh kemajuan teknologi di era digital yang cepat. Mengingat tantangan-tantangan ini yang harus dihadapi oleh para pendidik, para pendidik harus belajar untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas pengajaran mereka sehingga mereka dapat berurusan dengan para pelajar milenial.

Di hadapan UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, setidaknya memberi makna besar bagi peningkatan kualitas guru. Karena pendidikan era digital pada dasarnya merupakan tantangan bagi pendidik, pendidik harus dapat menguasai dan memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran mereka.

Arah perkembangan pendidikan dunia pada abad 21 lebih menitik beratkan pada pengembangan potensi manusia daripada keterampilan teknis ilmu pengetahuan alam seperti pada abad-abad sebelumnya. Oleh karena itu, masa depan kehidupan manusia sulit diprediksi karena akan muncul berbagai macam inovasi yang tidak terduga, baik positif maupun negatif.

Sistem pendidikan di Indonesia tertinggal dari negara tetangganya seperti Malaysia dan Singapura dalam kesiapan menghadapi revolusi industri 4.0 di abad ke-21. Sistem pendidikan era digital di Indonesia baru diperkenalkan pada tahun 2018. Oleh karena itu pemerintah harus menyediakan fasilitas yang memadai untuk menjangkau usia pendidikan era digital saat ini. Kemudian, nantinya dalam proses pendidikan dan pengajaran akan menghasilkan imajinasi dan karakter yang tinggi.

Sumber : Link

Perkembangan dan Tantangan Pendidikan di Era Digital

Pendidikan di masa digital berhasil membentuk pertumbuhan dan juga tantangan baru, yang melibatkan sekolah, guru, dan juga murid. Walaupun dinilai berikan kemudahan, senantiasa saja para pengguna butuh waktu untuk sanggup beradaptasi dengan pertumbuhan teknologi yang bergerak benar-benar cepat.

Seperti waktu Covid-19 kemarin, para guru yang biasanya mengajar di kelas, harus mulai merencanakan siasat baru dalam rangka mengajar jarak jauh. Yaitu, dengan mengfungsikan aplikasi  video call  bernama Zoom atau Google Meet. 

Bagi guru yang belum dulu mengfungsikan aplikasi tersebut, pasti butuh waktu untuk belajar agar pengalaman mengajar semakin optimal. Begitu juga dengan murid, mereka harus terbiasa belajar di rumah tanpa teman-temannya, agar kesulitan untuk berdiskusi secara langsung.

Tidak hanya satu, namun masih banyak pertumbuhan dan tantangan pendidikan di masa digital lainnya. Seperti apa? Yuk, kami liat sama-sama!

Pendidikan di Era Digital Saat Ini

Teknologi dibikin dengan tujuan untuk berikan solusi yang mempermudah manusia dalam memecahkan suatu masalah. Meski begitu, tidak menutup fakta bahwa banyak juga dampak negatif yang diperoleh dari teknologi.

Manfaat dan dampak negatif yang ada secara berdampingan tersebut, jadi sebuah tantangan bagi para pengguna agar senantiasa mengfungsikan teknologi secara bijak. Begitu juga dalam dunia pendidikan. Seperti apa pertumbuhan dan juga tantangan yang ada dalam dunia pendidikan? Berikut informasinya:

1. Kemudahan dalam Mencari Informasi

Dengan adanya internet, para guru dan murid dapat lebih mudah mencari informasi dari bermacam sumber. Saking mudahnya, lebih-lebih murid saja telah tidak harus membeli buku tebal. Karena, mereka sanggup menyimpan informasi tersebut hanya dengan menyimpan  link -nya atau sanggup disebut  bookmark

Namun, harus diketahui bahwasannya internet punyai kelemahan yang mana para pengguna sanggup menyebarkan informasi apapun, tanpa adanya pengawasan khusus. Sehingga, tersedia begitu banyak berita atau informasi palsu (HOAX) yang sanggup menyesatkan ( misleading)  para pembaca.

Baca Juga : PENGARUH jaman DIGITAL TERHADAP PENDIDIKAN

Dengan beredarnya informasi palsu, guru dan murid harus sanggup jadi pengguna internet yang cerdas. Maksudnya, mereka harus memahami ciri-ciri informasi palsu dan informasi sebenarnya. Caranya mudah, pastikan informasi yang didapatkan berasal dari website yang terpercaya. Contoh, website berita,  e-book,  atau website perusahaan tertentu.

2. Hadirnya  Artificial Intelligence  (AI) yang Bisa Membantu Membuat Essay

Salah satu kecanggihan teknologi yang tenar waktu ini adalah kehadiran  artificial intelligence  (AI) yang sanggup membantu para pengguna dalam menulis essay. Kehadirannya membuahkan pendapat pro dan kontra dari bermacam pihak. Sebab menulis essay butuh kreativitas dalam merangkai postingan yang informatif dan enak untuk pembaca baca.

Dalam dunia pendidikan sendiri, penulisan essay pastinya telah tidak ulang asing di mata guru maupun murid. Bahkan dalam ujian, penulisan essay punyai poin yang paling besar. Dengan adanya AI, mungkin adanya plagiarisme dapat semakin besar. Selain itu, murid juga berpotensi semakin malas menyebabkan essay dan dapat mengandalkan AI tersebut.

Untuk menahan hal tersebut terjadi, para guru harus dengan tegas membicarakan perihal faedah dan dampak AI. Serta harus peraturan spesifik perihal penulisan essay tersebut.

3. Penyampaian Materi yang Menyenangkan dengan Membuat Gambar atau Video

Setelah berlakunya kurikulum sekolah baru, para murid punyai tuntutan untuk sanggup mengembangkan minat dan bakatnya lewat serangkaian pembelajaran khusus. Agar penyampaian materi nampak menyenangkan, para guru sanggup berkreasi dengan menyebabkan gambar berbentuk infografis atau menyebabkan video pembelajaran.

Saat ini, telah banyak aplikasi edit gambar atau video gratis yang sanggup digunakan oleh banyak orang. Walau begitu, pasti saja terkandung tantangan yang mana para guru harus sanggup mempelajari cara kerja dari aplikasi tersebut.

4. Belajar di Mana Saja

Walau masa pandemi dinyatakan berakhir dan murid ulang bersekolah seperti biasa. Ternyata, masih banyak sekolah atau lembaga bimbingan belajar yang mengfungsikan kebijakan ‘Belajar di Mana Saja’. Tentunya, hal itu dapat mempermudah guru dan murid dalam mencari area yang enak untuk belajar.

Sayangnya, masih banyak kekurangan dalam metode satu ini. Salah satunya, adalah koneksi internet yang buruk agar sanggup menahan guru atau murid pada waktu belajar. 

Nah,  tersebut di atas merupakan pertumbuhan juga tantangan pendidikan di masa digital. Untuk membantu pendidikan di masa digital yang semakin canggih, SMA Dwiwarna  (Boarding School)  menerapkan kurikulum merdeka yang sesuai dengan masa waktu ini. Tidak lupa, kami juga melatih para guru agar sanggup menyesuaikan kompetensi mereka dengan masa digital sekarang.

Bagaimana, tertarik untuk jadi bagian dari SMA Dwiwarna  (Boarding School)? 

sumber

PENGARUH jaman DIGITAL TERHADAP PENDIDIKAN

Dijaman sekarang ini atau yang kerap kita sebut terhitung sebagai era yang modern ini, banyak pertumbuhan teknologi sementara ini yang tidak sanggup dihindari, kehidupan anak-anak remaja era dahulu amat jauh tidak sama bersama dengan kehidupan anak-anak remaja era sekarang. Pembelajaran terhadap era sekarang pun amat tidak sama bersama dengan pembelajaran terhadap era dahulu. Kini teknologi digital udah memasuki seluruh aspek kehidupan terhitung pendidikan. Perkembangan teknologi dan informasi yang makin lama pesat di era globalisasi sementara ini tidak sanggup dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan.

Gerak informasi yang kencang di era digital ini sebetulnya tidak sanggup dihindari dikarenakan mengontrolnya pun tidaklah mudah. Perkembangan teknologi di dalam dunia pendidikan pun udah banyak membuahkan inovasi-inovasi baru fungsi mendukung proses pembelajaran. Salah satunya adalah makin lama banyaknya variasi tempat pembelajaran berkat pertumbuhan teknologi yang makin lama pesat. Dalam dunia pendidikan udah dirasakan adanya pergeseran, dan apalagi pergantian yang berwujud mendasar terhadap tataran filsafat, arah serta tujuannya.

Tuntutan world menuntut dunia pendidikan untuk senantiasa dan senantiasa mengatur pertumbuhan teknologi terhadap bisnis di dalam peningkatan mutu pendidikan, terlebih penyesuaian penggunaannya bagi dunia pendidikan terlebih di dalam proses pembelajaran.

Teknologi digital terhitung sanggup berfungsi terhadap pergantian prilaku manusia terhitung pendidikan dan peserta didik, di dalam mencari, mengumpulkan, mendokumentasikan, memproses dan mentransfer lagi bahan ajar sesuai bersama dengan kebutuhan. Mencampur bahan ajar di di dalam proses pembelajaran bersama dengan teknologi digital sanggup lebih menarik serta menambahkan stimulan belajar, dikarenakan mencampurkan bahan ajar tidak monoton terhadap teks, tapi sanggup dicampur lebih kreatif dan menarik dikarenakan digabungan gambar, audio, video dan animasi, agar sanggup mempengaruhi pergantian prilaku studi berkembang bersama dengan lebih baik.

Kemajuan tempat teknologi dan informasi udah dirasakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, baik berasal dari aspek positif maupun negatif berasal dari penggunaanya. Hal ini dikarenakan pengaksesan tempat informasi dan teknologi ini tergolong amat ringan atau terjangkau untuk beraneka kalangan, baik untuk para anak muda maupun orang tua dan kalangan kaya maupun kalangan menengah kebawah. Bahkan terhadap umumnya, sementara ini anak-anak umur 5-12 tahun jadi pengguna teknologi terbanyak. Oleh dikarenakan itu, tidak heran jika pengaruh positif berasal dari pertumbuhan tempat informasi dan teknologi untuk anak umur 5 sampai 12 tahun dikatakan sebagai generasi multitasking.

Teknologi digital bukan merupakan hal yang baru dan dating secara tiba-tiba, tapi udah berproses sejak puluhan tahun 80an, agar sampai abad 21 sekarang ini, disebut era digital. Pada era ini penggunaan teknologi digital udah jadi kebutuhan. Dengan adanya pertumbuhan informasi ini selayaknya sanggup mempermudah di dalam dunia pendidikan. Namun yang terjadi tidaklah demikian, kencangnya informasi ternyata tidak senantiasa berpengaruh positif. Semua hal tentu ada pengaruh positif dan pengaruh negatifnya terhitung bersama dengan teknologi informasi yang maju di era digital ini. Di abad yang ke 21 ini, teknologi digital jadi makin lama mutlak untuk mempunyai keterampilan studi dan berinovasi.

Pada kenyataannya pun teknologi pembelajaran akan terus mengalami pertumbuhan sejalan bersama dengan pertumbuhan jaman. Bahkan di dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari kita kerap menjumpai adanya penggunaan berasal dari pertumbuhan teknologi di dalam dunia pendidikan, seperti yang kerap dilakukan oleh pendidik yakni mencampurkan alat teknologi di dalam peroses pembelajaran. Namun bersama dengan demikian, teknologi itu tidak hanya mendatangkan fungsi positif, melainkan terhitung akan sanggup mendatangkan pengaruh negatif, pertumbuhan ilmu ilmu dan teknologi berdampak positif bersama dengan makin lama terbuka dan tersebarnya informasi dan ilmu berasal dari dan ke seluruh dunia menembus batas area dan waktu.

Dengan adanya teknologi informasi di dunia pendidikan sanggup meruntuhkan jarak pada tenaga pengajar dan pelajar. Teknologi informasi tawarkan cyber teaching atau pengajaran maya, di mana proses pengajaran dilakukan melalui internet. Sekarang udah banyak website-website yang bergerak di ranah cyber teaching. Dengan teknologi ini tidak ada lagi alasan untuk tidak belajar.

Dalam pertumbuhan teknologi yang berkembang amat pesat dibarengi bersama dengan munculnya peralatan dan aplikasi yang amat ringan dipelajari dan dimanfaatkan jadi tempat pembelajaran. Peralatan teknologi yang udah amat familiar dikalangan penduduk adalah gadget yang banyak mempunyai fitur-fitur aplikasi yang ringan untuk digunakan di dalam mencari informasi pembelajaran, di dalam gadget udah banyak mempunyai aplikasi tempat sosial yang sanggup digunakan di dalam mencari materi pembelajaran dan amat ringan di dalam pengoprasiannya. Dengan amat mudahnya membuka pertumbuhan teknologi melalui jaringan internet ilmu ilmu amat ringan diakses dan disebarluaskan, apalagi bersama dengan pertolongan teknologi ini pendidik maupun peserta didik sanggup menerapkan pembelajaran tanpa jalankan tatap muka atau gunakan aplikasi online. Hal ini mengindikasi bahwa peran teknologi amat berarti di dalam pembelajaran yang mengatur bersama dengan pertumbuhan jaman.

Pada era digital ini pertumbuhan teknologi terjadi bersama dengan begitu amat cepat agar mempunyai pengaruh positif. Dampak positif berasal dari pertumbuhan teknologi terhadap dunia pendidikan, pada lain : (a). Memudahkan di dalam mencari informasi yang tengah dibutuhkan. (b). Informasi yang diperlukan akan makin lama cepat dan ringan di akses untuk keperluan pendidikan. (c). Inovasi di dalam pembelajaran makin lama berkembang bersama dengan adanya inovasi e-learning yang makin lama memudahkan proses pendidikan dan sanggup membuat kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada di dalam satu ruangan. (d). Munculnya bermacam-macam komunitas berasal dari internet fungsi menjalin relasi baru. (e). Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru di dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa sanggup tahu materi-materi yang abstrak, dikarenakan materi berikut bersama dengan pertolongan teknologi sanggup dibuat abstrak. (f). Peningkatan mutu sumber daya manusia melalui pengembangan dan pendaya gunaan teknologi informasi dan komunikasi. (g). Dapat digunakan sebagai proses pendukung ketetapan di dalam dunia pendidikan. Guru menambah kompetensinya terhadap beraneka bidang ilmu dan profil institusi pendidikan diketahui oleh pemerintah. (h). Dapat membuat perpustakaan online (perpustakaan di dalam bentuk digital).

Di balik kemajuan teknologi informasi yang mempunyai pengaruh positif, ternyata ada pengaruh negatif terhitung yang sanggup ditimbulkan terhadap dunia pendidikan, yakni : (a). Banyaknya informasi yang menarik bagi siswa di internet membuat siswa terkadang tidak fokus saat pembelajaran tengah berlangsung. (b). Mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dikarenakan makin lama mudahnya membuka data sanggup membuat munculnya penjiplakkan atau plagiatisme untuk jalankan suatu kecurangan. (c). Banyaknya informasi menarik atau game online membuat peserta didik jadi malas belajar. Peserta didik lebih puas menjelajahi dunia mayanya bersama dengan beraneka informasi menarik yang disajikan. (d). Penyalah gunaan ilmu bagi orang-orang spesifik untuk jalankan tindakan kriminal. Kemajuan di bidang pendidikan terhitung mencetak generasi yang e-book berpengetahuan tinggi tapi mempunyai moral yang rendah. (e). Maraknya penyebaran pornografi di kalangan peserta didik yang akan mengakibatkan kerusakan moral generasi muda era sekarang. Bagi jiwa yang tetap muda dan puas penasaran melihat hal yang berbau pornografi justru akan membuat peserta didik mendambakan coba dikarenakan penasaran. Inilah yang kemudian akan membuat siswa mengalami rusaknya moral. (f). Peserta didik sanggup meremehkan untuk menggerakkan kewajibannya seperti studi dan beribadah. (g). Teknologi informasi membuat pengaruh berasal dari luar negeri masuk bersama dengan amat bebas dan amat sukar dibendung. Inilah yang membuat datangnya pengaruh pergaulan bebas di kalangan peserta didik dikarenakan mencontoh apa yang mereka melihat di luar melalui tempat informasi.

Itulah beraneka pengaruh negatif teknologi terhadap dunia pendidikan, peserta didik terlebih yang jadi korban langsung berasal dari derasnya arus informasi. Semua pihak mesti turut mengontrol arus informasi yang diterima peserta didik agar peserta didik terhitung sanggup lagi menerima pendidikan bersama dengan baik dan benar.

Pendidikan di era globalisasi artinya terintegrasinya pendidikan nasional kedalam pendidikan dunia. Peserta didik mesti dibekali kompetensi yang memadai agar peserta didik sanggup berkembang di era digital yang amat kompetitif. Terdapat beberapa masalah dan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di era digital, pada lain mutu pendidikan, profesionalisme tenaga kependidikan, kebudayaan (akulturasi), trik pembelajaran, tantangan perbaikan manajemen, serta tantangan kemajuan ilmu ilmu dan teknologi. Teknologi di dalam dunia pendidikan adalah suatu proses yang dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran agar tercapai hasil yang diinginkan.

Berdasarkan deskripsi diatas berikut sanggup diartikan bahwa teknologi mempunyai pengaruh yang amat kuat di dalam bidang pendidikan. Terdapat banyak fungsi yang sanggup diambil fungsi mendukung pendidik di dalam melaksanaan proses kegiatan studi mengajar dan komunikasi sebagai pemeriksaan peserta didik dirumah maupun pemeriksaan orang tua disekolah. Namun adanya pengaruh negatif berasal dari teknologi tidak kalah, hanya bagaimana pendidik dan orang tua sanggup mengontrol dan mengawasi peserta didik agar tidak terjerumus di dalam pengaruh negatif pertumbuhan teknologi.

Sumber : https://sman1dk.sch.id/berita/pengaruh-era-digital-terhadap-pendidikan

Peduli Pendidikan Indonesia, Joyko Salurkan Donasi untuk Lebih berasal dari 500 Sekolah di Kupang

Pendidikan yang memiliki kwalitas dan merata rupanya masih menjadi isu urgent di Tanah Air, utamanya terhadap wilayah non-metropolitan seperti Nusa Tenggara Timur (NTT). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa NTT masih tergolong di dalam 10 provinsi bersama dengan Angka Partisipasi Murni (APM) tingkat SD/sederajat paling rendah di Indonesia.

Berangkat berasal dari keprihatinan tersebut, Joyko, merk alat tulis terkemuka di Indonesia bersama dengan Happy Hearts Indonesia selenggarakan program donasi pendidikan untuk lebih berasal dari 500 sekolah di area Kupang, Nusa Tenggara Timur. Penyerahan donasi berasal dari pihak Joyko telah terjadi terhadap 2 Agustus 2023.

Sebelumnya, program donasi Joyko dan Happy Hearts Indonesia ikut membuka kesempatan bagi penduduk untuk ikut ambil bagian. Di mana, sebagian berasal dari hasil penjualan produk Joyko ‘Box Special Charity’ selama bulan Desember 2022 hingga Maret 2023 disalurkan untuk keperluan pembangunan sekolah, terhitung perlindungan paket pensil warna kepada ribuan murid sekolah tingkat PAUD hingga SD di wilayah pedalaman.

Edwin Makmur, Asisten Direktur Joyko menyampaikan, “Selama lebih berasal dari 20 tahun kita hadir di tengah penduduk Indonesia, dunia pendidikan merupakan roda penggerak utama berasal dari Joyko. Hal ini tercermin terhadap visi kita yang berupaya menciptakan ekosistem bisnis berkesinambungan demi menciptakan masa depan yang lebih baik. Oleh dikarenakan itu, donasi ini menjadi salah satu langkah komitmen kita di dalam mewujudkan perihal tersebut lewat perlindungan lingkungan pendidikan di Indonesia.”

 Tentang Yayasan Hati Gembira Indonesia

Sebagai Info tambahan, Happy Hearts Indonesia (Yayasan Hati Gembira Indonesia) merupakan organisasi nirlaba yang berfokus terhadap pembangunan sekolah di Indonesia. Sejak 2006, Happy Hearts Indonesia telah merenovasi lebih berasal dari 290 sekolah, yang secara berkesinambungan berimplikasi positif bagi kehidupan 90 ribu siswa-siswi di berbagai wilayah.

Baca Juga : Perkuat Sistem Pendidikan Indonesia bersama dengan Tingkatkan Kompetisi Guru hingga Pengawas Sekolah

Selain merekonstruksi gedung sekolah, Happy Hearts Indonesia terhitung aktif di dalam pembangunan perpustakaan, hingga memberi tambahan pelatihan kepada guru dan murid. Adanya kesamaan visi berkenaan kepedulian terhadap pendidikan yang melatarbelakangi Joyko untuk menggandeng Happy Hearts Indonesia di dalam program donasi ini.

 Harapan akan kolaborasi tersebut

Harapannya, kolaborasi keduanya sanggup membawa dampak positif di dalam membuka akses pendidikan seluas-luasnya, utamanya bagi anak-anak di wilayah terpencil. Secara berkelanjutan, Joyko terhitung rutin menyalurkan donasi pendidikan sejak tahun 2018 lewat Yayasan Bina Mandiri Indonesia.

Ke depannya, Joyko akan tetap menghadirkan lebih banyak program dan inisiatif peranan menunjang mutu pendidikan di Indonesia, dan juga memberi tambahan mutu produk yang paling baik bagi para pelanggan setia.

Sumber : Website

Perkuat Sistem Pendidikan Indonesia bersama dengan Tingkatkan Kompetisi Guru hingga Pengawas Sekolah

Yayasan Bakti Barito melalui Yayasan Bakti Pendidikan Unggul (YBPU) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) sepanjang 3 tahun.

Kesepakatan ini jadi basic bagi ke dua belah pihak untuk menguatkan sistem pendidikan di Indonesia. Dengan ada kerjasama ini, diinginkan dapat terbangun kemitraan yang lebih erat pada ke dua belah pihak guna mendukung prioritas pendidikan nasional.

Tujuan utama MoU ini adalah untuk menambah upaya bersama dengan di dalam memperkuat kompetensi bermacam ujung tombak pendidikan layaknya pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru yang merupakan agen transformasi di dalam sistem pendidikan di Indonesia. Penguatan kompetensi ini, diinginkan dapat mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

Inisiatif ini mendorong tumbuhnya komunitas praktisi di dalam lingkup sekolah, group kerja guru, group kerja kepala sekolah, dan group kerja pengawas sekolah. Sehingga keberadaannya dapat jadi wadah untuk melaksanakan refleksi, menambah kompetensi, dan berencana perbaikan secara rutin.

Dengan memberikan mereka keterampilan dan ilmu yang inovatif serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk share bersama dengan rekan sejawat di dalam komunitas praktisi tersebut, mereka dapat menginspirasi dan menumbuhkan dorongan belajar sepanjang hayat di dalam diri mereka dan pada selanjutnya pada peserta didik.

Harapannya, para peserta didik jadi individu yang mempunyai nilai-nilai Pancasila dan mempunyai rasa cinta pada belajar, sehingga lebih siap hadapi tantangan dan perubahan zaman..

Baca Juga : Pidato Nota Keuangan, Jokowi Naikkan Anggaran Pendidikan 2024 Jadi Rp 660,8 Triliun

Perkuat sistem pendidikan di Indonesia

MoU ini memperkuat kemitraan pada Yayasan Bakti Pendidikan Unggul dan STIR Education sejak tahun 2022. Melalui kolaborasi ini, ke dua organisasi bekerja mirip untuk membangkitkan lagi dorongan intrinsik sehingga pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, dan peserta didik termotivasi untuk belajar dan menambah diri.

CEO of STIR Education Girish Menon, menyatakan jadi suatu kebanggaan bagi STIR Education untuk bekerja mirip bersama dengan Bakti Barito di dalam memperkuat sistem pendidikan di Indonesia.

“Penandatanganan MOU pada Yayasan Bakti Barito dan Kemendikbudristek adalah tonggak yang terhubung jalan untuk mendukung prioritas nasional yang terwujud di dalam nilai-nilai Pancasila,” ucap Girish, di dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/8/2023).

Investasi pendidikan

Lebih lanjut ia mengungkapkan, “dengan membangun ekosistem yang kondusif, kami percaya para guru bakal mempunyai dorongan yang tinggi sehingga hasil belajar peserta didik dan pengalaman belajar mereka bakal meningkat. Kami berterima kasih kepada MOECRT dikarenakan sudah memberikan kepercayaan mereka kepada kami di dalam misi yang terlalu perlu ini.”

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito, Fifi Setiawaty Pangestu, menyatakan bahwa pendidikan adalah basic untuk menggapai kemajuan di dalam masyarakat kita.

“Kami menyongsong kemitraan ini untuk memberdayakan sistem pendidikan Indonesia, bekerja bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan STIR Education,” ucap Fifi.

Pentingnya berinvestasi di dalam pendidikan mencakup dua hal, pertama, untuk memastikan kualitas sumber energi manusia di masa yang bakal datang. Lalu kedua, untuk membangun basic yang kuat bagi para siswa, melengkapi mereka bersama dengan keterampilan dan ilmu yang diperlukan untuk berkembang di dalam dunia yang senantiasa berkembang.

Sumber : Link

Pidato Nota Keuangan, Jokowi Naikkan Anggaran Pendidikan 2024 Jadi Rp 660,8 Triliun

Anggaran pendidikan 2024 yang dikucurkan dari pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp660,8 triliun. Angka berikut naik dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp612,2 triliun.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) didalam Pidato Presiden terhadap Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas Rancangan Undang-Undang Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2023 beserta Nota Keuangan, Rabu (16/8/2023).

Presiden Jokowi menjelaskan, anggaran pendidikan dpp-kkdb difokuskan untuk pendidikan dasar. Anggaran pendidikan berikut berasal 20 prosen dari APBN, yang ditujukan untuk menaikkan sumber kekuatan manusia memiliki kualitas dan berdaya saing.

“Untuk mewujudkan SDM unggul, inovatif, berintegritas, dan berdaya saing, disiapkan anggaran pendidikan sebesar Rp660,8 triliun atau 20 prosen APBN,” kata Jokowi.

Adapun untuk rinciannya tercermin dari alokasi membeli pemerintah pusat sebesar Rp237,3 triliun, Transfer ke Daerah Rp346,6 triliun, dan pembiayaan investasi Rp77,0 triliun.

Memanfaatkan Bonus Demo

Menurut Jokowi, kami kudu mampu memanfaatkan bonus demografi dan siap hadapi disrupsi teknologi. Revolusi mental tidak boleh berhenti supaya sumber kekuatan manusia kami produktif, inovatif, berdaya saing global, berintegritas, berakhlak mulia, bersama selalu melindungi jati diri budaya bangsa.

Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan, usaha peningkatan kualitas sumber kekuatan manusia Indonesia ditekankan pada, pertama, peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Kedua, pemerataan kualitas pendidikan lewat peningkatan distribusi guru dan layanan prasarana pendidikan.

Ketiga, peningkatan kualitas PAUD. Keempat, peningkatan akses pendidikan di seluruh jenjang pendidikan. Kelima, peningkatan kualitas layanan prasarana penunjang kegiatan pendidikan, terutama di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan. Keenam, penguatan konektivitas pendidikan vokasi bersama pasar kerja.

Baca Juga : Dorong Kualitas Pendidikan sampai Ekonomi Masyarakat Aceh, BSI & Relawan Bakti BUMN Gelar Program Sosial

“Pemerintah juga berkomitmen untuk memperkuat investasi di bidang pendidikan, pada lain bersama mendukung perluasan program beasiswa, pemajuan kebudayaan, penguatan perguruan tinggi kelas dunia, dan pengembangan riset dan inovasi,” pungasnya.

Jokowi: Gaji PNS Naik 8 Persen di 2024

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberitakan bahwa kenaikan gaji ASN Pusat dan Daerah/TNI/Polri ditetapkan sebesar 8 persen. Gaji PNS naik 2024 ini tentu saja jadi angin fresh bagi ASN.

Hal itu diumumkannya didalam pidato Presiden berkenaan RAPBN Tahun Anggaran 2024 Beserta Nota Keuangan di Gedung DPR RI, Rabu, 16 Agustus 2023.

“RAPBN 2024 mengusulkan perbaikan pendapatan bersifat kenaikan gaji untuk ASN Pusat dan Daerah/TNI/Polri sebesar 8 prosen dan kenaikan untuk Pensiunan sebesar 12 persen,” kata Jokowi didalam pidatonya, yang disiarkan di laman Youtube formal DPR RI, Rabu (16/8/2023).

Jokowi menyampaikan, langkah itu diinginkan bakal menaikkan kinerja serta mengakselerasi transformasi ekonomi dan pembangunan nasional.

“Pelaksanaan reformasi birokrasi kudu dikerjakan secara terus menerus dan berhasil kegunaan perbaikan kesejahteraan, tunjangan dan remunerasi ASN dikerjakan berdasarkan kinerja dan produktivitas,” jelasnya.

Sudah Diagendakan

Sebelumnya, Jokowi dikabarkan bakal memberitakan kenaikan gaji PNS 2024 hari ini, 16 Agustus 2023. Itu berarti pengumuman gaji PNS naik ini bakal diumumkan berbarengan bersama RUU APBN 2024 dan Pidato Nota Keuangan di Gedung DPR.

Hal ini sebelumnya udah diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Istana Negara terhadap Mei 2023 lalu. “Bapak presiden nanti bakal sampaikan RUU APBN 2024 ya terhadap tanggal 16 Agustus,” ujar Sri Mulyani di Istana Negara waktu itu.

Rincian gaji PNS

Berdasarkan lampiran Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2019 berkenaan Perubahan Kedelapan Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 berkenaan Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), gaji terendah PNS (golongan I/a jaman kerja 0 tahun) jadi Rp1.560.800 (sebelumnya Rp1.486.500).

Sementara gaji tertinggi PNS (golongan IV/2 jaman kerja lebih 30 tahun) jadi Rp5.901.200 (sebelumnya Rp5.620.300).

Untuk PNS golongan II (II/a jaman kerja 0 tahun), kini gaji terendah jadi Rp2.022.200 (sebelumnya Rp1.926.000), tertinggi (II/d jaman kerja 33 tahun) jadi Rp3.820.000 (sebelumnya Rp3.638.200).

Golongan III (III/a jaman kerja 0 tahun), kini gaji terendah jadi Rp2.579.400 (sebelumnya Rp2.456.700), tertinggi (III/d jaman kerja 32 tahun) jadi Rp4.797.000 (sebelumnya Rp4.568.000).

Sedangkan gaji PNS golongan IV terendah (IV/a jaman kerja 0 tahun) jadi Rp3.044.300 (sebelumnya Rp2.899.500), dan tertinggi (IV/e jaman kerja 32 tahun) jadi Rp5.901.200 (sebelumnya Rp5.620.300).

Sumber

Dorong Kualitas Pendidikan sampai Ekonomi Masyarakat Aceh, BSI & Relawan Bakti BUMN Gelar Program Sosial

Berbagai program sosial kemasyarakatan yang berfungsi untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan, ekonomi, sampai lingkungan hidup di Meunasah Asan, Aceh, sukses ditunaikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan Relawan Bakti BUMN Batch IV.

Adapun bermacam kesibukan sosial yang ditunaikan adalah BSI Maslahat dan para Relawan Bakti BUMN di Meunasah Asan di antaranya pendidikan, yaitu perbaikan bangunan sekolah https://dpp-kkdb.com/ dan mengajar kepada siswa-siswi SD Negeri Meunasah Asan. Kemudian di bidang lingkungan berupa penanaman bibit mangrove di kawasan pesisir dengan group Desa BSI dan sosialisasi pentingnya kebersihan lingkungan maupun pengolahan sampah yang baik kepada warga dan juga perlindungan bak sampah mobile.

Sementara di bidang pengembangan UMK berupa perlindungan solar panel sebagai sumber tenaga penggerak kincir pengganti listrik konvensional sampai pelatihan kepada para petani bandeng. Puncak acara Program Relawan Bakti BUMN Batch IV ini ditandai dengan pelaksanaan upacara didalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia (HUT RI) di Kantor BSI Area Lhokseumawe.

Baca Juga : 6 Fakta Unik Sistem Pendidikan di Jepang, Siswa Diajarkan Mandiri Sejak Dini

Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan pesannya terkait Relawan Bakti BUMN. Dia mengatakan bahwa kementerian BUMN mendorong para pegawai BUMN untuk selamanya mengimplementasikan AKHLAK, tidak cuma di lingkungan kantor, namun juga di lingkungan masyarakat dimanapun mereka berada.

“Dengan begitu, Bakti BUMN sanggup secara nyata dirasakan oleh masyarakat, tidak cuma melalui BUMN sebagai sebuah korporasi, namun juga didalam kontribusi langsung para Insan bumn kepada masyarakat,” katanya.

Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi, Tedi Bharata juga memberikan bahwa kesibukan Bakti BUMN ini juga sanggup memberikan dampak baik kepada perusahaan berupa peningkatan engagement karyawan kepada perusahaan, sekaligus bentuk employer branding bagi perusahaan.

Para relawan diharapkan sehingga terus membawa semangat kontribusi untuk masyarakat baik selagi pelaksanaan Program Relawan Bakti BUMN sampai nanti kembali ke perusahaan masing-masing, dan terus menularkan semangat selanjutnya ke rekan-rekan Insan BUMN yang lain.

Selama kesibukan di Meunasah Aceh, sebanyak 10 relawan tinggal dan menyatu di tempat tinggal warga setempat. Hal ini ditunaikan dengan obyek sehingga para relawan sanggup berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, sehingga sanggup berdiskusi langsung dengan masyarakat terkait isu sosial yang relevan dan memberikan masukan yang berfungsi bagi masyarakat setempat.

Terkait program ini, SVP Corporate Secretary BSI Gunawan Arif Hartoyo mengatakan BSI sebagai sobat finansial tak cuma berperan sebagai salah satu penggerak perekonomian di Aceh, melainkan juga sebagai sobat sosial.

“Kolaborasi melalui program Relawan Bakti BUMN Batch IV ini merupakan bentuk sobat sosial didalam bentuk perlindungan prinsip BSI untuk memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat dan negeri,” kata Gunawan.

Menurutnya, program ini telah memberikan pengalaman baru kepada para insan BUMN didalam memahami persoalan yang terjadi di tengah masyarakat Aceh, dan juga memberikan bermacam solusi bagi persoalan yang terjadi, khususnya di Desa Meunasah Asan, Kecamatan Madat, Aceh Timur.

“Saya berterima kasih atas partisipasi para Relawan di Meunasah Asan yang memberikan kontribusinya didalam peningkatan kebolehan masyarakat desa untuk pengolahan ikan bandeng yang berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat desa,” kata Gunawan.

Untuk diketahui, Kementerian BUMN mengadakan Program Relawan Bakti BUMN Batch IV untuk tingkatkan jiwa kerelawanan bagi para karyawan BUMN. Program ini serentak ditunaikan terhadap 15-17 Agustus 2023 di 10 titik lokasi yaitu di Meunasah Asan-Acah, Pandeglang-Banten, Sukabumi-Jawa Barat Sragen-Jawa Tengah, Kulonprogo-DIY, Malang-Jawa Timur, Penglipuran-Bali dan Lombok-NTB, dan Jayapura-Papua dengan melibatkan 100 relawan yg merupakan karyawan dari 54 BUMN.

Sumber : Liputan6.com

6 Fakta Unik Sistem Pendidikan di Jepang, Siswa Diajarkan Mandiri Sejak Dini

Jakarta Jepang merupakan salah satu negara yang membawa banyak keunikan. Jepang adalah salah satu negara yang menjadi impian untuk banyak orang untuk dikunjungi. Keunikan dan kebudayaannya yang masih kental membawa dampak tak sedikit orang penasaran dengan Negeri Sakura ini.

Kebiasaan-kebiasaan unik penduduk Jepang apalagi menarik untuk ditelaah, apalagi berkenaan proses pendidikannya yang di mana siswa sudah dibiasakan independent sejak dini. Sistem pendidikan Jepang merupakan salah satu proses yang kerap dijadikan kiblat di lebih dari satu negara.

Pendidikan terlampau mutlak untuk pengembangan penduduk di sebuah negara. Oleh sebab itu, pemerintah bakal tetap berusaha proses pendidikan paling baik untuk masyarakatnya. Namun penerapan sebuah proses pendidikan perlu disesuaikan dengan masyarakat.

Walaupun Jepang amat mungkin dijadikan contoh, tapi menerapkan proses pendidikan Jepang di negara lain tidaknya mudah, pasalnya kebiasaan dan perilaku masyarakatnya juga sudah berbeda. Penerapan secara lazim memang terlampau sulit, tapi terkecuali seorang individu inginkan coba menerapkan untuk dirinya sendiri masih memungkinkan.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber berkenaan fakta unik proses pendidikan di Jepang, Kamis (15/4/2021).

1. Tiga Tahun Pertama Fokus Pengembangan Karakter

Fakta unik pertama dari proses pendidikan di Jepang adalah bahwa siswa di Jepang tidak ikuti ujian hingga duduk di kelas 4. Terdengar unik memang, awal-awal tahun masuk sekolah, siswa di Jepang difokuskan terhadap pengembangan karakter dan membentuk perilaku yang baik.

Sekolah Jepang mengedepankan sopan santun sebelum akan pengetahuan. Tujuan siswa sepanjang 3 tahun pertama adalah mengembangkan karakter anak dan membentuk perilaku yang baik, bukan menilai pengetahuan mereka. Para siswa belajar bagaimana menjadi tidak mahal hati, berempati, dan penuh kasih. Para siswa juga diajarkan untuk menghargai orang lain dan mengembangkan ikatan yang lembut dengan alam dan hewan.

2. Para Siswa Bersihkan Sekolah Tanpa Bantuan Petugas

Fakta unik ke dua berkenaan proses pendidikan di Jepang adalah dimana para siswa bersihkan sekolah sendiri tanpa dukungan petugas kebersihan. Siswa diajarkan independent sejak dini dengan bertugas bersihkan sekolah. Siswa bertanggung jawab atas kebersihan area kelas, kantin, apalagi toilet.

Sistem pendidikan Jepang yakin bahwa bersih-bersih dengan mengajarkan siswa untuk saling menunjang dan bekerja di dalam tim. Dengan menggunakan sementara mereka untuk mengelap meja, menyapu, dan mengepel lantai, siswa belajar menghargai pekerjaan mereka sendiri dan pekerjaan orang lain.

Siswa dibagi menjadi lebih dari satu grup yang piket bergiliran mengerjakan tugas-tugas, seperti menyapu, mengelap kaca jendela, menggosok WC, dsb. Setiap tahun grup berikut dirombak dan digilir kembali.

3. Makan di Dalam Kelas Bersama Guru

Fakta unik setelah itu berkenaan proses pendidikan di Jepang adalah para siswa bakal makan dengan para guru di di dalam kelas. Biasanya, yang kerap nampak adalah para guru dan para siswa makan di sebuah area terpisah dan jarang nampak berbincang dengan terkecuali jam pelajaran, tapi berlainan terkecuali Jepang.

Salah satu proses berikut merupakan norma yang diakui menunjang di dalam membangun ikatan siswa-guru yang positif. Saat makan, pembicaraan yang terlampau berfungsi sanggup berjalan yang sanggup menunjang membangun keadaan kekeluargaan.

Selain itu, proses pendidikan Jepang meyakinkan para siswa makan makanan yang sehat dan seimbang. Jadi, di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri, makan siang dimasak sesuai dengan menu standar yang dikembangkan oleh tenaga kesehatan profesional dan koki berkualitas.

4. Siswa Jepang Belajar Puisi dan Kaligrafi Jepang

Siswa di Jepang bakal belajar puisi dan kaligrafi Jepang. Sepertinya mata pelajaran satu ini adalah mata pelajaran spesifik dan perlu dikuasai. Kaligrafi Jepang, juga disebut Shodo, adalah suatu wujud seni di mana orang menulis karakter kanji yang artinya (karakter Cina yang digunakan di dalam proses penulisan Jepang) dengan langkah yang ekspresif dan kreatif.

Di sisi lainnya, Haiku adalah wujud puisi di mana frasa simpel digunakan untuk menyampaikan emosi yang mendalam kepada pembaca. Bentuk puisi ini diakui mempunyai dampak intelektual, terapeutik, dan estetika. Kedua kelas ini mengajarkan anak-anak untuk menghargai kebiasaan berusia seabad dan menghargai budaya mereka.

5. Harus Kenakan Seragam Sekolah

Terkait seragam sekolah, tiap tiap negara sudah pasti berbeda. Begitu juga dengan Jepang. Jepang mengharuskan para siswa memakai seragam sekolah. Kebijakan seragam di hampir tiap tiap sekolah menengah pertama di Jepang dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan dan menunjang menambah rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kebersamaan di pada siswa.

Kode kenakan pakaian amat mungkin perhatian siswa disalurkan ke arah pembelajaran dan pertumbuhan, dan juga mendorong anak untuk mengejar ekspresi diri lewat metode tak hanya pakaian. Kebijakan ini punya tujuan menanamkan ide bahwa dikala siswa memakai pakaian yang sama, mereka bakal terasa menjadi bagian satu sama lain. Juga ada stigma yang berkembang bahwa daripada mengurusi berkenaan penampilan, para pelajar hendaknya fokus belajar saja.

6. Hadiri Lokakarya Setelah Sekolah

Lokakarya sehabis sekolah atau sekolah persiapan terlampau tenar di Jepang. Saat hadiri lokakarya tersebut, siswa sanggup mempelajari hal-hal baru tak hanya dari hari sekolah 6 jam mereka. Kelas diadakan terhadap malam hari, dan lebih dari satu besar siswa Jepang mengikutinya sehingga mereka sanggup masuk ke sekolah menengah pertama yang baik.

Uniknya, para siswa di Jepang bakal mempelajari bahasa Jepang sepanjang akhir pekan dan hari libur. Walaupun Bahasa Jepang merupakan Bahasa utama dan kerap digunakan, tapi mutlak untuk menambah pemahaman berkenaan Bahasa ibu tersebut, sama seperti di Indonesia. Bahasa Indonesia memang mudah, tapi ada banyak yang perlu dipelajari lebih di dalam berkenaan Bahasa Indonesia tersebut.

sumber : https://www.liputan6.com/hot/read/4532681/6-fakta-unik-sistem-pendidikan-di-jepang-siswa-diajarkan-mandiri-sejak-dini